Kolaborasi Tim yang Sukses Antarkan Qursi Genit ke Pendanaan Dikti
(IE Press) Qursi genit (Quadcoter Pembersih Gedung Pencakar Langit) merupakan alat yang membantu pekerja gondola dalam membersihkan gedung pencakar langit dengan memodifikasi drone. Drone merupakan pesawat yang dikendalikan tanpa pilot dan dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer yang telah dirancang sebelumnya.
Kolaborasi tim yang dibimbing oleh Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. dosen Teknik Elektro ini membantu mengkolaborasikan antara Teknik Elektro dan Teknik Industri. Teknik Elektro bertugas merancang drone, sedangkan Teknik Industri membantu dalam analisis resiko kecelakaan kerja gondola.
Setelah menunggu pengumuman yang cukup lama, akhirnya tim yang terdiri dari Yusuf Suwandono angkatan 2015 Teknik Elektro, Geri Asbi Hasan angkatan 2016 Teknik Elektro, dan Sri Wulandari angkatan 2015 dari Teknik Industri akhirnya lolos seleksi proposal Dikti Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC). Proposal yang diajukan sejak bulan Oktober 2017 kini memperoleh hasil yang baik yakni dapat melanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu monev. Monev merupakan presentasi untuk mempertanggungjawabkan dari proposal yang telah diajukan. Selain mempersiapkan presentasi, tim juga harus menyiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam monev tersebut.
Setiap tim memiliki waktu 100 hari untuk mempersiapkan presentasi monev tersebut, terhitung dari pengumuman dikti. Kolaborasi tim yang baik akan mendatangkan hasil yang baik juga, sehingga tim harus mempersiapkan dengan baik untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan berlangsungnya acara.
Ketika diwawancarai melalui pesan singkatnya pada Kamis, 19 April 2018 Wulan sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa “Ngga nyangka bisa lolos, karena nunggunya lama dari tahun 2017. Tapi Alhamdulillah hasilnya baik dan tim kami lolos dari sekian peserta yang mendaftar, dan saya meminta dukungan agar bisa lanjut sampai pimnas yang merupakan pertandingan sebenarnya.” (sch).
Reporter: Siti Choerunnisa I.
Editor: Amalia Yuli Astuti